PELUKAN TERAKHIR UNTUKNYA
Menyesal. Munkin itu yang bisa ku rasakan saat ini, Dulu di saat kau di sampingku dan mencintai ku tulus, aku seakan menyia”kanmu. Sering ku ucapkan kata pisah tanpa menyadari dampak yang akan ku rasakan. ku tahu begitu sakit kau saat itu, kau yang sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk ku tanpa peduli kau harus menjadi orang lain saat itu,tapi kau tetap berusaha menjadi yang terbaik untuk ku. begitu egois aku saat itu, ku hanya perdulikan keinginanku tanpa menyadari persaanmu, perasaan sakit yang tak pernah kau rasakan dan rasa jenuh yang tak kau hiraukan, hanya untuk membuatku tersenyum bahagia. Kau relakan apaun untukku, kaukorbankan apapun yang kau punya demi kebahagiaanku..Bahkan kau rela di jauhi teman”mu asal kau tetap bersama ku. Begitu banyak hal yang kita lewati berdua, susah maupun senang kita lalu bersama, kau yang berusaha meyakinkan orangtuamu agar merestui hubungan kita, walau kau tahu resiko yang akan terjadi bila kita nekat tetap bersama, Tapi kau tak perdulikan hal itu.
Banyak janji yang telah kita ucapkan bersama, banyak rencana yang telah kita ambil bayak pula yang telah kita korbankan, kau yang menerima segala kekuranganku tanpa perduli apa kata orang, begitu juga aku yang mencintaimu tanpa perduli perbedaan keyakinan yang tak memungkinkan kita tuk bersama, tak pernah terlintas dalam pikiranku untuk berpisah dengan mu, tak pernah terpikir juga olehku akan kehilanganmu, Karna ku telah berjanji akan setia smpai akhir hayatku.
Ingatkah kau saat pertama kali ku ucapkan cinta padamu, saat pertama kali ku genggam tangan mu dan kau mengucapkan kata sayang padaku. Begitu indah, begitu bahagia aku saat itu. Orang yang selama ini aku cinta, ternyata mencintaiku juga.Begitu indah dan berarti dirimu hingga tak ada yang bisa menggatikanmu dihatiku.
Hari demi hari kita lalui, kau yang selalu menghujaniku dengan ucapan indah, mebuat hidupku semakin berwarna. Kemesraan yang tak kunjung pudar membuatku bersemangat untuk menjalani aktifitas bersamamu.Ku tak ingin semua berlalu dan dan berkhir seperti pagi yang berganti malam.Aku yang selalu ingin menjadi bulan yang selalu setia menerangimu setiap malam. Beribu kata mesra ku tujukan padamu, perhatian yang tak kunjung henti ku tujukan padamu.
Tiga bulan sudah kita lalui bersama, semua masalah bisa kita lewati dengan mudah kau yang mencintaiku begitu pula aku yang sangat mencintaimu, hari demi hari kita lewati bersama hingga kau mulai tertutup padaku, kau yang selalu menyembunyikan sesuatu dariku.Dan kau menyembunyikan hubungan kita pada semua orang, hingga pertengkarn demi pertengkaranpun timbul dengan kebohongan”mu yang mulai terungkap, aku yang begitu tulus mencintaimu dan kau pun tahu itu tega kau bohongi.Kau langgar janji” yang telah kita iklarkan bersama, hinga mebuatku mulai ragu ketulusan cintamu.Kau yang dulu begitu pengertian dan terbuka padaku kini berubah.
Terus ku cari tahu sebab kenapa kau bisa berubah, perasaan bingung dan galau mulai ku rasakan. Entah mengapa saat ku hubungimu, adikmu mengatakan satu nama yang mengejutkanku, begitu juga hal yang yang ku dengar sangat membuatku sakit. Seseorang yang selama ini ku cintai, ternyata ada yang mencintai lagi selain aku, dan lebih menyakitkan lagi kau memberi harapan seakan kau akan membalas cintanya, Sungguh Ironis.
Dengan beribu alasan kau menjelaskannya padaku penuh penyesalan, kau atas nama kan cinta suci yang dulu kita miliki, kau ucapkan pula ribuan janji untuk tak mengulanginya lagi. Dan kau berjanji akan mempublikasikan hubungan kita di depan semua teman”mu termasuk dia. Tapi sakit yang telah kau torehkan sulit di sembuhkan. Tapi semua bisa kita lewati tanpa masalah, walaupun rasa sakit ini belum sepenuhnya hilang tapi aku coba percaya akan cinta dan ketulusanmu padaku.
Waktupun terus bergulir, masalah demi masalah mulai menerpa hubungan ini. Rasa sakit yang kau beri saat itu tak kunjung juga hilang, keharmonisan yang dulu salau mewarnai hubungan ini pun mulai berkurang, kami lebih sering bertengkar hanya karna masalah yang tak seharusnya di permasalahkan. Hingga di bulan ke limapun hubungan kami mengalami pasang surut, masalah silih berganti datang, pertengkaran yang terjadi sering kali memaksa kami mengeluarkan kata” kasar bahkan kata” perpisahaan, buah dari emosi sesaat yang tak memikirkan dampaknya.
Entah mengapa walau sering terucap kata” kasar dan perpisahaan, selalu berakhir dengan kata maaf dan penyesalan dalam benak kami. Semua terjadi beulang ulang, hingga di bulan ke tujuh kami berpacaran. Pernah di suatu hari kami pergi ke suatu tempat, di tempat itu lah kami berjanji untuk tidak bertengkar lagi karna alas an hubungan yang semakin renggang di antara kami.
Akupun sadar, begitu banyak dosa yang ku lakukan padamu,, ku sadar begitu dalam ku menyakiti persaanmu. Kata” kasar yang tak seharusnyaku ku tujukan pada orang yang ku cintai, tapi ku lakukan, kata perpisahan yang tak harus ku ucapkan, aku telah melanggar janjiku sendri, janji yang ku buat dengan setulus hati.
Kamipun mulai hubungan kami yang baru dengan kemesraan yang selalu terjalin setiap waktu. Tapi entah kenapa masalh terbesar kamipun datang, orang tua kami mengetahui hubungan kami yang semakin jauh. Orang tua kamipun terus mencoba memisahkan kami dengan tidak memberi ruang waktu untuk kami bertemu dn melepas rindu,. Kamipun terus di pisahkan dengan alasan keyakinan kami yang berbeda, yang menjadi dasar hubungan terlarang kami, menurut orang tua kami, akupun menyadari hal itu dan coba untuk mengerti, namun kuatnya cintaku pandamu tak memperdulikan hal itu. Kami pun coba utuk meyakinkan kedua orang tua kami untuk merestui hubungan yang sedang kami jalani saat ini, dengan alasan kami saling mencintai dan kami saling perduli.
Usaha kami pun berhasil, dan kedua orang tua kami pun memberi kami kesempatan untuk menjalani hubungan dengan baik. Kami pun jalani hubungan dengan penuh kemesraan dan keterbukaan pada kedua orang tua kami.
Tapi entah kenapa di saat tidak ada lagi penghalang di hubungan ini, kau tak hentinya manambah lembaran baru pertengkaran kita, kau mulai dekat dengan pria lain, seakan kau beri harapan baru padanya.Sungguh sulit ku mengerti apa yang ada di fikiranmu saat itu, kau mulai abaikan janji” kita kau mulai tak perdulikanku, seakan kau tak acuh.Ku pertanyakan keutuhan cintamu saat ini, kau tak lagi seperti seseorang yang ku cintai dulu.
Apa lagi disaat aku mengalami kecelakaan yang membuat ada cacat di jasmani ku dan kau tampak shock pada saat itu, awalnya aku bahagia kau tetap memperhatiakan ku tanpa melihat keadaan ku sekarang tapi itu hanya awalnya dan berakhir bencana.
Aku mengerti, mungkin kau jenuh dengan ku, mungkin kau butuh suasana baru dalam hidupmu. Aku juga tahu mungkin kau juga merasakan sakit atas apa yang ku lakukan dulu pada mu hingga kau berikan rasa sakit berulang kali padaku. Pertengkaran tak terelakan kau pun mencaci diriku, begitu juga aku yang menghujat dirmu. Hingga kata pisah benar” memisahkan kita, aku yang begitu mencintaimu hanya, bisa memberikan pelukan terakhir saat kita benar” berpisah.Tapi tak sedikitpun kau mau membalas pelukan ku.Hanya perasaan sakit yang ku rasa saat itu. Kau pergi dan acuhkanku, kau yang memilih dia tanpa perdulikan betapa hancurnya aku.
Setahun sudah waktu berlalu, sampai saat ini pun tak ada yang bisa gantikan posisimu di hatiku. begitu panjang perjalanan ku dalam kesendiriani, ku yang selalu memperhatikanmu walau kau sudah bukan milikiku lagidan ku yang selalu mencari tahu keadaanmu walau ku tahu ku tak berhak melakukannya. Ku bahagi saat melihat kau bahagia dengannya, ku buang jauh semua kesakitanku, ku yang tak perduli lagi betapa sakitnya hati ini melihat kau bermesraan denganya. Tapi tak apalah, semua pengorbanan yang ku berikan saat kita bersama mungkin tak cukup membuatmu bahagia. Apalah arti dri sebuah pengorbanan bila pada akhirnya kau memang tak bahagia, kini ku ku ikhlas bila memang kau memelih dia utuk jadi tambatan hatimu saat ini dan seterusnya. Tapi yang pasti doa ku akan tetep mengiringi langkahmu,
Mungkin ini balasan atas apa yang telah ku lakukan padamu saat kita kita bersama, kini ku sadar dan mengerti arti sebuah mencintai dari ketulusan hati. Benar kata pepatah mengatakan, “Cinta Tak Harus Memiliki” begitu juga cintaku padamu, walau ku begitu mencintaimu namun takdir berkata lain, aku tak bisa memilikimu.Kini ku hanya berharap kau bisa bahagia bersamanya, ku ikhlas bila ini jalan yang di ridhoi Tuhan.
Terimaksih atas warna yang telah kau lukis dalam hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar